Makassar (27/7). Kekerasan atas nama agama, sama sekali tidak dibenarkan oleh ajaran Islam. Justeru sebaliknya, substansi ajaran Islam adalah petunjuk kasih sayang bagi semua umat.
Menurut Guru Besar UIN Alauddin Makassar Prof Dr Hasyim Aidid, radikal bisa bermakna dua hal. “Jika radikal diartikan mengerti secara mendasar ajaran agama, maka itu bagus. Tetapi kalau radikal diartikan kekerasan, maka Islam tidak menghendakinya,” kata Hasyim dalam dialog deradikalisasi lintas agama kerjasama Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB) Sulsel dengan Heavenly Culture World Peace Restoration of Light (HWPL) di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM), Jalan Bontolangkasa, Makassar, Sulsel, Jumat (26/2/2016).
Menurut koordinator program HWPL Teresa Kim, HPWL adalah sebuah Non- Governmental Organization (NGO) yang berbasis di Korea Selatan. Selain dihadiri peneliti HPWL Edward Kwak, pertemuan ini juga dihadiri Ketua FKUB Sulsel Abdul Rahim Yunus, Sekretaris Umum MUI Sulsel M Ghalib, Ketua DPD LDII Makassar Renreng Tjolli, perwakilan Protestan Zakaria Ngelow, perwakilan Walubi Yonggris Lao, dan perwakilan Hindu Ngakan Putu Oka.
Menurut Ketua FKUB Sulsel Abdul Rahim Yunus, pertemuan lintas agama ini rutin digelar dua bulan sekali. “Kali ini, kami percayakan kepada LDII sebagai organisasi di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi tuan rumah,” kata salah satu Ketua MUI Sulsel ini.
Lebih lanjut, Hasyim Aidid mengatakan, kepada sesama umat, Islam melarang tindakan yang merugikan dan mengganggu pihak lain. “Muslim itu adalah orang yang muslim lainnya selamat dari pembicaraan dan dari tangannya. Jadi, sama sekali tidak ada pembenaran terhadap radikalisme,” ujar Hasyim.
Kalau menyangkut umat lain, kata Hasyim, Islam perintah untuk berkasih sayang kepada semua makhluk yang ada di bumi. “Cintailah semua yang ada di bumi, anda akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit (Allah SWT). Itu perintah Rasulullah,” kata Hasyim.
Sebaliknya, lanjut Hasyim, ajaran islam itu rahmatan lil alamin. “Kata rahmat itu tinggi sekali. Artinya, kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Bahkan kepada seluruh makhluk, hewan dan tumbuhan,” kata Hasyim. Di dalam Alquran, kata bismillah disebut di setiap awal surah, kecuali Surah Attaubah. “Jadi, orang yang terlibat pengeboman, bismillah saja tidak ia amalkan,” ujar Hasyim.
Menurut Guru Besar UIN Alauddin Makassar Prof Dr Hasyim Aidid, radikal bisa bermakna dua hal. “Jika radikal diartikan mengerti secara mendasar ajaran agama, maka itu bagus. Tetapi kalau radikal diartikan kekerasan, maka Islam tidak menghendakinya,” kata Hasyim dalam dialog deradikalisasi lintas agama kerjasama Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB) Sulsel dengan Heavenly Culture World Peace Restoration of Light (HWPL) di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM), Jalan Bontolangkasa, Makassar, Sulsel, Jumat (26/2/2016).
Menurut koordinator program HWPL Teresa Kim, HPWL adalah sebuah Non- Governmental Organization (NGO) yang berbasis di Korea Selatan. Selain dihadiri peneliti HPWL Edward Kwak, pertemuan ini juga dihadiri Ketua FKUB Sulsel Abdul Rahim Yunus, Sekretaris Umum MUI Sulsel M Ghalib, Ketua DPD LDII Makassar Renreng Tjolli, perwakilan Protestan Zakaria Ngelow, perwakilan Walubi Yonggris Lao, dan perwakilan Hindu Ngakan Putu Oka.
Menurut Ketua FKUB Sulsel Abdul Rahim Yunus, pertemuan lintas agama ini rutin digelar dua bulan sekali. “Kali ini, kami percayakan kepada LDII sebagai organisasi di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi tuan rumah,” kata salah satu Ketua MUI Sulsel ini.
Lebih lanjut, Hasyim Aidid mengatakan, kepada sesama umat, Islam melarang tindakan yang merugikan dan mengganggu pihak lain. “Muslim itu adalah orang yang muslim lainnya selamat dari pembicaraan dan dari tangannya. Jadi, sama sekali tidak ada pembenaran terhadap radikalisme,” ujar Hasyim.
Kalau menyangkut umat lain, kata Hasyim, Islam perintah untuk berkasih sayang kepada semua makhluk yang ada di bumi. “Cintailah semua yang ada di bumi, anda akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit (Allah SWT). Itu perintah Rasulullah,” kata Hasyim.
Sebaliknya, lanjut Hasyim, ajaran islam itu rahmatan lil alamin. “Kata rahmat itu tinggi sekali. Artinya, kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Bahkan kepada seluruh makhluk, hewan dan tumbuhan,” kata Hasyim. Di dalam Alquran, kata bismillah disebut di setiap awal surah, kecuali Surah Attaubah. “Jadi, orang yang terlibat pengeboman, bismillah saja tidak ia amalkan,” ujar Hasyim.